KISAH NABI YUSUF AS

Posted on September 13, 2009

0


Yusuf adalah anak kesayangan Ya’kub. Ia paling tampan diantara saudara-saudaranya. Juga paling patuh. Sewaktu kecil, ia bermimpi sebelas bintang, bulan dan matahari bersujud kepadanya. Ya’kub melarang Yusuf menceritakan mimpi itu pada saudaranya.

banner1mpp

Rasa sayang Ya’kub pada Yusuf dan Bunyamin -keduanya anak Rahiel-membuat iri saudaranya. Mereka berkomplot mencelakakan Yusuf.

Sebagian ingin membunuh, sebagian lagi ingin membuang jauh, sedangkan Yahudza -seorang saudaranya yang sebenarnya masih mengasihi Yusuf-mengusulkan agar adiknya itu dibuang ke sumur.

Dengan begitu ia akan diselamatkan dan dibawa musafir yang selalu singgah ke sumur-sumur dalam perjalanannya. Sepuluh saudara itu mendesak ayahnya untuk mengizinkan mereka mengajak Yusuf pergi.

Bunyamin yang masih kecil ditinggalkan di rumah. Mereka lalu melaksanakan niatnya. Mereka meninggalkan Yusuf dalam sumur, mengambil bajunya untuk dilumuri darah domba. Pada ayahnya, mereka menyebut Yusuf diterkam binatang liar.

Ya’kub tahu kebohongan itu, tapi tak dapat berbuat apapun. Ia lalu tenggelam dalam kesedihan panjang. Yusuf memang diselamatkan musafir yang menuju Mesir. Pada masa itu, hampir di setiap kota besar selalu terdapat pasar untuk menjual manusia sebagai budak.

Yusuf pun dijual sebagai budak dengan harga mahal. Ia dibeli oleh menteri kerajaan bernama Qiftir. Yusuf tumbuh sebagai pemuda berakhlak teguh, cerdas dan tampan. Istri Qiftir, Zulaikha, menggodanya. Yusuf menolak hingga bajunya sobek.

Melihat sobekan baju di belakang, kerabat Zulaikha tahu bahwa perempuan itulah yang salah. Pergunjingan meluas. Zulaikha mencoba menepisnya dengan mengundang para wanita terhormat di masyarakat itu, memberi masing-masing mereka pisau pengupas buah, dan meminta Yusuf keluar menemui mereka.

Begitu tercengang mereka melihat Yusuf, hingga tanpa terasa tangannya teriris pisau. Namun untuk menjaga nama baik keluarga Qiftir, Yusuf tetap dijebloskan di penjara. Hal yang juga disyukuri Yusuf karena kini ia manusia merdeka. Bukan lagi budak. Di penjara, Yusuf mentakwil mimpi dua orang tahanan. Menurut takwil itu, seorang akan dibebaskan dan akan kembali melayani raja.

Seorang lagi, mantan bendaharawan kerajaan, akan dihukum mati. Takwil Yusuf ternyata benar. Kemampuannya itu tersiar, ia diminta menakwil mimpi Raja bahwa "tujuh lembu kurus akan memakan tujuh lembu gemuk".

Yusuf menjelaskan bahwa akan datang masa subur dengan makanan berlimpah ruah selama tujuh tahun, setelah itu tiba masa kemarau sepanjang tujuh tahun pula. Lantaran takwilnya, Raja mengangkat Yusuf untuk menjadi menteri urusan pangan dan ekonomi.

Ketika masa subur tiba, Kerajaan Mesir meminta rakyatnya menyimpan gandum, kurma dan makanan lain sebanyak-banyaknya untuk masa paceklik mendatang. Berkat kerja Yusuf, kerajaan Mesir tetap berkecukupan pangan di saat kemarau panjang itu tiba.

Penduduk kelaparan dari berbagai daerah lain berdatangan ke Mesir untuk membeli pangan dengan sisa kekayaan mereka. Tak terkecuali anak-anak Ya’kub yang dulu mencelakakan Yusuf. Mereka tak lagi mengenali Yusuf. Mereka dibolehkan kembali ke Mesir asal membawa adiknya yang tertinggal, Bunyamin.

Pada Bunyamin-lah Yusuf mengenalkan siapa dirinya. Ia kemudian membawa Ya’kub dan seluruh keluarganya pindah dari Babilonia ke Mesir. Mimpinya sewaktu kecil kini terbukti. Ia malah diangkat menjadi raja menggantikan raja terdahulu.

Masyarakat tradisional lebih mengenal Yusuf sebagai simbol ketampanan. Banyak perempuan hamil membaca surat Yusuf dalam Quran agar anak yang dikandungnya kelak akan tampan bagai Yusuf atau cantik.

Padahal Yusuf tak sekadar tampan. Ia rasul pertama yang memimpin negara. Lebih dari itu, ia berhasil mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Baca lagi Kisah Nabi Yusuf As

banner125x125

Ditandai: , ,